Thursday, January 19, 2012

Kisah-Kisah Tengah Malam

Betapa tepat pemilihan judul untuk buku berisi kumpulan cerpen karya Edgar Allan Poe ini. Poe memang dikenal sebagai master dalam cerita pendek yang bernuansa ‘gelap’ atau gothic. Tema kisah-kisahnya bervariasi, dari macabre (jenis fiksi yang melibatkan tanda-tanda kematian seperti tengkorak, mayat dsb), psycho-thriller, cinta tragis, detektif, petualangan dan alam, juga komedi sarkastis. Kisah-Kisah Tengah Malam ini memang cocok untuk dibaca pada waktu malam, meski tak semua kisahnya bersetting-kan waktu pada malam hari.

Dari tiga belas (apakah sengaja diambil angka 13?) cerpen yang ditampilkan di kumcer ini, sebagian besar bertutur tentang cekaman rasa takut, pembalasan dendam dan rasa bersalah. Namun meski sepintas tema sentralnya mirip, tiap kisah memiliki keunikan dan kekuatan cerita tersendiri. Contohnya cerpen Setan Merah [judul asli: The Masque of the Red Death] yang berkisah tentang sekelompok bangsawan dan orang terpandang yang—alih-alih memikirkan rakyatnya yang sedang terserang wabah penyakit—malah bersembunyi di sebuah kastil sambil bersenang-senang. Ternyata meski bersembunyi di dalam gedung yang tertutup rapat, wabah penyakit yang digambarkan sebagai setan merah tak urung menemukan mereka juga. Sebuah kritik sosial bagi para pemimpin yang mengabaikan penderitaan rakyat atau orang-orang yang dipimpinnya. Poe sukses menghadirkan horror-thriller yang penuh ketegangan lewat kisah ini.

Lain lagi dengan kisah Mengarungi Badai Maelström [judul asli: A Descent Into The Maelström] yang merupakan salah satu kisah favoritku di buku ini. Menurutku, ini kisah yang paling lain daripada yang lain dari 13 cerpen di buku ini. Bernuansa science fiction, mengisahkan sebuah pergerakan arus antara dua pulau yang menciptakan semacam pusaran kuat ke dasar laut, yang mampu (menurut kisah karya Poe) ‘menelan’ apapun yang kebetulan berada di tengah pusaran itu. Lewat penuturan tokoh yang pernah mengalami—dan selamat dari—maelstrom itu, Poe dengan amat piawainya seolah membawa pembaca mengarungi pengalaman yang sama dengan tokohnya. Yang menarik juga, maelstrom yang dikisahkan terjadi di Norwegia ini memang benar-benar ada, meski insiden tersedotnya kapal di cerpen ini murni fiksi.

Cerpen William Wilson juga menyajikan sesuatu yang unik dari keseluruhan cerpen Poe di buku ini. Salah satu kisah yang endingnya menyisakan pertanyaan yang lumayan ‘dalam’, dari sekedar kisah biasa yang nampak di permukaan. Ketika anda menamatkan cerpen ini, bertanyalah pada diri sendiri, apa yang hendak dikatakan oleh Poe. Moga-moga persepsiku tidak meleset…

Sedangkan kisah yang paling kocak adalah Obrolan Dengan Mummy [judul asli: Some Words With A Mummy]. Seharusnya kisah ini bernuansa macabre juga, dengan adanya sesosok mummy yang bisa bicara. Namun Poe—lagi-lagi—berhasil membuat kisah ini menjadi cukup kocak, sambil mengajak kita menambah wawasan dengan menyimak obrolan dengan si mummy itu.

Itulah beberapa cerpen yang menarik perhatianku, namun sebenarnya keseluruhan dari tiga belas cerpen ini benar-benar istimewa, seistimewa karakter dan kehidupan sang penulis sendiri. Secara lengkap, inilah daftar seluruh cerpen dalam buku ini, beserta judul aslinya, meski ada satu cerpen yang tak kutemukan judul aslinya.

Gema Jantung Yang Tersiksa [The Tell-Tale Heart]
Pesan Dalam Botol [Manuscript Found In A Bottle]
Hop-Frog [Hop-Frog]
Potret Seorang Gadis [The Oval Portrait]
Mengarungi Badai Maelström [A Descent Into The Maelström]
Kotak Persegi Panjang [The Oblong Box]
Obrolan Dengan Mummy [Some Words With A Mummy]
Setan Merah [The Masque of the Red Death]
Kucing Hitam [Black Cat]
Jurang dan Pendulum [The Pit and the Pendulum]
Pertanda Buruk [??]
William Wilson [William Wilson]
Misteri Rumah Keluarga Usher [The Fall of the House of Usher]

Meski nampaknya semua kisah ini hanya kisah-kisah seram untuk memacu adrenalin kita, namun bila dicermati, sesungguhnya Poe juga hendak menyisipkan satu-dua pemikiran untuk kita renungkan.

Empat bintang kuhadiahkan untuk Edgar Allan Poe, yang tepat pada hari ini berulang tahun ke 203! Happy birthday Mr. Poe…terima kasih untuk cerpen-cerpen anda yang khas dan mempesona!

Judul: Kisah-Kisah Tengah Malam
Judul asli: Tales of Mystery and Terror
Penulis: Edgar Allan Poe
Penerjemah: Maggie Tiojakin
Editor: Hetih Rusli
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Desember 2010
Tebal: 248 hlm

15 comments:

  1. selamat ulang tahun Poe :'D
    judul asli pertanda buruk itu 'The Sphinx' mbak, aku nemu di blog nya Helvry :) http://blogbukuhelvry.blogspot.com/2011/04/kisah-kisah-tengah-malam.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. numpang tanya ni .. kalo mau baca langsung dari inet dimana ya link nya ...

      Delete
    2. Cari di Google dong pinteran dikit kalo jadi orang. :P

      Delete
    3. di google juga udh di obrak abrik g dpet2...

      Delete
  2. wahh iya buku ini keren =) aku dulu paling deg2an baca Jurang dan Pendulum, tegaaaang =D kebayang susahnya menerjemahkan kisah2 klasik kayak gini ya. salut buat gramedia dan sang penerjemah!

    ReplyDelete
  3. Dari dulu pengen baca Edgar Allan Poe. Sepertinya ini buku baik untuk memulai ya mba?

    ReplyDelete
  4. Aku suka cerpen obrolan dengan mummy, Dan endingnya mantep

    ReplyDelete
  5. Aku bener2 pusing pas kena Badai Maelstrom... ternyata judul2 aslinya jauh lebih keren dari terjemahannya (ya iyalah)

    Om Poe emang brilian! Ada yang bisa nandingin dia gak yah (dalam nulis thriller)?

    ReplyDelete
  6. Aduh, byk yg baca ini ...nambah satu list lagi deh setelah Tere Liye :)

    ReplyDelete
  7. selamat ultah mbah Poe :)
    setuju sama yang Mummy, haha kocak banget

    ReplyDelete
  8. haiah.. sama,aku penasaran pertanda buruk itu judul aslinya apa ya?

    ReplyDelete
  9. Wah, klo penerjemahnya Maggie Tiojakin dan editornya Hetih, mau beli buku terjembahan. Kadang buku terjemahan menjadikan ceritanya membosankan. Semoga masih ada di Gramedia.

    ReplyDelete
  10. Jadi pada intinya, kisah2nya ga terlalu seram yaa? *teuteuuup*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo menurutku ya seram Ky, bacanya bikin tegang banget.

      Delete
  11. udah baca tahun lalu sih :D
    cerita2nya bagus. langsung ngefans sama Edgar Allan Poe setelah baca kumcer ini :))

    ReplyDelete

What do you think?