Inilah sebuah diary paling sensasional yang pernah diterbitkan secara luas. Anne Frank adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun, yang karena invasi Jerman atas Belanda, dan karena pembersihan atas etnis Yahudi pada jaman Hitler, maka ia dan keluarganya dan beberapa orang lagi harus menyembunyikan diri di sebuah loteng. Disinilah ia menulis diary selama hampir 4 tahun. Edisi yang pertama kali diterbitkan adalah diary yang sudah disensor oleh Otto Frank, ayahnya (satu-satunya yang hidup setelah peristiwa Holocaust itu), mulai beredar tahun 1947 dengan judul The Diary Of A Young Girl. Namun, setelah Otto Frank meninggal, ia mewariskan hak penerbitan diary itu pada Jawatan Dokumentasi Perang Belanda, yang kemudian menggabungkan versi tsb dengan versi aslinya, dan dengan beberapa tambahan yang berguna agar pembaca memahami kondisi pada saat itu. Maka, pada tahun 1995 terbitlah sebuah edisi revisi terbaru: The Diary Of A Young Girl: The Definitive Edition. Edisi inilah yang terjemahannya dalam Bahasa Indonesia akan kuulas disini. Selamat membaca....
-----
Anne Frank adalah seorang gadis yang periang dan cerdas berusia 13 tahun. Ia terlahir dari pasangan Yahudi, Otto dan Edith Hollander Frank. Otto Frank adalah seorang Direktur di Dutch Opekta Company, perusahaan di Amsterdam yang memproduksi selai. Kakak perempuan Anne bernama Margot. Kehidupan mereka menyenangkan dan baik-baik saja, hingga saat Jerman menginvasi Belanda dalam Perang Dunia II, dan pemerintahan Hitler mengeluarkan dekrit 'anti Yahudi'. Mulailah masa-masa terkekang bagi kaum Yahudi, mereka harus memakai semacam pin berbentuk bintang warna kuning (yellow star), mereka dipaksa menyerahkan kendaraan, dilarang mengendarai mobil, dilarang menggunakan jalan raya, dilarang masuk tempat hiburan, dilarang terlihat di jalanan antara jam delapan malam hingga jam enam pagi, dll.
Pada ulangtahun Anne yang ke-13 pada 20 Juni 1942, ia mendapat hadiah sebuah diary. Pada hari itulah ia mulai mencurahkan seluruh perasaan, pandangan dan pengalaman hidupnya pada diary yang ia beri nama "Kitty". Anne merasa bahwa bila ia menumpahkan perasaan pada orang lain, orang itu tidak akan mengerti dia, malah mengomeli, menyalahkan dsb. Maka Kitty ia anggap teman terbaiknya yang paling mengerti dirinya, dan karena diary tidak dapat menghakiminya.
Pada saat itu sebenarnya pembersihan etnis Yahudi mulai digembar-gemborkan, dan Otto Frank mulai merencanakan untuk melarikan keluarganya. Namun, sebelum rencana itu terwujud, pada tgl. 8 Juli 1942, Margot menerima surat panggilan dari pemerintah Hitler. Surat Panggilan berarti kamp konsentrasi dan sel tahanan, maka Otto Frank harus mengubah rencananya. Otto Frank dan Van Daan (rekan bisnis Otto Frank) membuat rencana baru sementara Anne dan lainnya berkemas-kemas. Maka pada tgl. 9 Juli 1942 keluarga Frank meninggalkan apartemen mereka yang nyaman untuk terakhir kalinya, dan pindah ke sebuah loteng yang terletak di gedung tempat Otto Frank bekerja. Loteng tempat persembunyian mereka itu akan dikenal dengan "Secret Annex". Kepindahan mereka dibantu oleh pasangan Miep dan Jan Gies yang adalah teman dekat keluarga Frank. Miep bekerja sebagai sekretaris Otto Frank. Karyawan lain Oto Frank adalah Tuan Kleimann, Tuan Kugler dan Bep Voskuijl.
Secret Annex, ruang loteng di lantai tiga itu akan menjadi tempat persembunyian Anne dan keluarga (4 orang), serta keluarga Van Dann (3 orang), dan seorang dokter gigi bernama Tuan Dulles, total 8 orang. Pintu masuk yang memisahkan gudang dan Secret Annex diberi lemari buku untuk menyamarkan, dan selama bersembunyi mereka tidak boleh keluar sama sekali. Miep dan Bep yang bertugas untuk berbelanja kebutuhan semua penghuni Secret Annex. Selama jam kantor, mereka harus tetap berada di atas loteng, tidak boleh ribut, tidak boleh menyiram toilet karena kucuran air bisa terdengar dari bawah. Jadi mereka harus tinggal di tengah ketakutan, keterbatasan bahan makanan (kadang mereka harus makan buncis atau selada sepanjang hari), baju yang usang (dan kekecilan bagi Anne yang sedang dalam masa pertumbuhan), ruangan yang bau (karena tidak bisa setiap saat mengguyur toilet). Namun, di saat yang sama Anne, Margot dan Peter Van Daan (yang berusia 16 tahun) tetap mendapatkan pelajaran sekolah dari buku-buku yang di-suplai oleh Tuan Kleimann dan Tuan Kugler.
Sepanjang waktu di Secret Annex, semua penghuni sering mengalami perdebatan dan perselisihan antar penghuni maupun antar keluarga. Selain itu, mereka juga sering mendengar suara sirene meraung-raung yang merupakan peringatan bila ada pesawat udara lawan melintas. Juga tembakan-tembakan di malam hari. Seperti yang ditulisnya: "..Semua orang takut. Malam hari ratusan pesawat terbang melintasi Belanda menuju kota-kota di Jerman, menjatuhkan bom di tanah Jerman. Tiap jam ratusan bahkan ribuan orang terbunuh di Rusia dan Afrika. Tidak ada yang mencegah perang, seluruh dunia dilanda perang, meskipun sekutu telah berusaha, perang belum juga berakhir.." Beberapa kali ada juga percobaan pencurian di gedung tsb. Saat-saat itu, semua orang menahan napas dan begitu ketakutan bahwa persembunyian mereka ditemukan seseorang.
Di tengah-tengah suasana itulah, Anne remaja tumbuh menjadi seorang gadis. Ia membentuk pribadi dan mengatasi ketakutan, kecemasan, ketidakmengertian, dan kenyataan hidup bersama 5 orang dewasa lain yang sering menyalahkan dan menganggapnya bodoh, nakal, lancang, dsb. Padahal, Anne sebenarnya adalah sosok pribadi yang berani, terbuka dan kritis. Namun, karena pada saat itu sikap itu dianggap tabu, dan seorang anak tidak boleh menyatakan pendapatnya, maka hanya pada Kitty-lah Anne dapat menumpahkan seluruh pemikiran dan perasaannya, termasuk gejolak seksualitas pada awal masa pubernya. Anne tidak cocok dengan Ibunya, ia sering mengungkapkan rasa benci pada sang Ibu. Ia tidak suka pada Nyonya Van Dann, dan pada Tuan Dulles yang terpaksa harus berbagi kamar dengannya, dan karena ia dianggap seorang anak kecil, maka Tuan Dulles lebih banyak menguasai kamar mereka. Namun di saat-saat lain, Anne juga merasa menyesal telah menyakiti Ibunya. Khas seorang remaja yang tengah membangun karakternya.
Anne memiliki cara pandang yang mengagumkan sebagai remaja usia 13 tahun saat itu. Ia membenci perang, ketidak-adilan dan kekejaman. "..Aku merasa jahat tidur di tempat tidur yang hangat, sementara di luar banyak sahabat karibku kelelahan atau dipukuli habis-habisan. Aku dibuat takut sendiri sewaktu memikirkan teman-teman yang dijajah oleh monster-monster kejam yang tiada kenal belas kasih. Dan itu semua harus mereka alami, semata-mata karena mereka Yahudi." Di lain kesempatan, "Sepanjang siang dan malam, orang-orang miskin diseret keluar dari rumahnya. Saat anak-anak sekolah pulang, mereka melihat orang tuanya sudah hilang. Saat seorang perempuan pulang dari berbelanja ia menjumpai rumah mereka telah disita dan keluarganya-pun hilang. Semua orang takut." Itulah beberapa penggalan curahan hatinya pada Kitty.
Namun, di tengah ketakutan dan ketidak pastian serta kerinduan yang amat besar akan kebebasan itu, Anne memiliki harapan yang amat tinggi. Dan harapan serta optimisme itulah yang membantunya melewati masa-masa sulitnya. Pada pagi hari atau malam hari saat jendela boleh dibuka, Anne akan duduk di depan jendela lantai paling atas bersama dengan Peter Van Dann dan melihat ke langit. "...Pagi ini saat aku duduk di depan jendela dan sangat lama disana, menatap betapa dalamnya Tuhan dan alam, aku bahagia. Kekayaan, kehormatan, segala sesuatu dapat hilang. Tapi kebahagiaan di dalam hatimu hanya dapat berkurang, ia akan selalu di sana, selama kamu masih hidup untuk membuat dirimu kembali bahagia. Bila kamu merasa sedih, cobalah naik ke loteng pada hari yang indah dan menatap ke luar. Bukan pada rumah-rumah dan atapnya, namun pada langit. Selama kamu dapat menatap langit tanpa rasa takut; kamu akan tahu bahwa kamu suci di dalamnya dan akan menemukan kebahagiaan sekali lagi."
Anne menemukan persahabatan yang indah dengan Peter. Itu juga salah satu hal yang memberikan secercah kegembiraan di tengah suramnya suasana di Secret Annex. Pada malam hari Anne sering naik ke loteng paling atas bersama dengan Peter. Mereka akan duduk berduaan dan memandang langit. Itulah saat-saat paling tenang dan membahagiakan bagi Ann. Simaklah bagian tulisan Anne Frank yang amat terkenal, dan mengilhami banyak orang akan arti kebebasan, cinta dan harapan: "...Sulit dalam masa seperti ini: idealisme, mimpi dan harapan yang dihargai dapat tumbuh dalam diri kami, semuanya hancur oleh realitas yang suram. Suatu kejutan aku tidak meninggalkan semua idealisme-ku, sementara mereka tampak begitu absurd dan tidak praktis. Aku masih berpegang teguh pada mereka karena aku masih percaya, disamping hal lain, bahwa orang pada dasarnya berhati baik. Sangat tidak mungkin bagiku membangun hidupku di atas pondasi kekacauan, kesengsaraan, dan kematian. Aku melihat dunia lambat laun berubah menjadi hutan belantara, aku mendengar suara guruh mendekat, dan suatu hari juga akan membuat kami hancur, aku ikut merasakan penderitaan berjuta-juta orang. Namun saat aku menatap langit, aku merasakan bahwa semuanya akan berubah menjadi lebih baik, dan perang ini akan berakhir, aku juga berpikir, perdamaian dan ketenangan sekali lagi akan kembali. Pada suatu saat aku harus berpegang pada idealismeku. Barangkali waktunya akan tiba, saat aku mampu mewujudkannya."
Tulisan ini ditulis oleh Anne hanya tiga hari sebelum akhirnya Secret Annex ditemukan, dan ke-8 penghuninya ditangkap dan dibawa ke kamp konsentrasi. Anne akhirnya meninggal karena tifus, akibat buruknya gizi dan sanitasi di kamp konsentrasi. Ia meninggal sekitar akhir Pebruari atau awal Maret 1945. Walau ia tak lagi hidup dan tak dapat mewujudkan kebebasan dan kebahagiaan yang ia cita-citakan, namun pengharapannya yang besar akan terus hidup dan mengilhami banyak orang hingga saat ini.
Catatan Fanda:
Anne adalah anak yang cerdas dan berpikiran tajam. Pandangannya tentang kekejaman, perdamaian dan harapan adalah hal-hal yang perlu kita teladani. Kita semua diciptakan sebagai manusia yang sama oleh Tuhan. Bahwa kita lahir dalam etnis tertentu, dibesarkan dengan ajaran agama tertentu, tinggal di negara tertentu, janganlah itu lantas membuat kita saling membenci dan saling menghakimi. Biarlah negara-negara berperang, namun kita secara personal dapat menciptakan kedamaian mulai dari keluarga, teman, dan orang-orang di sekitar kita. Dan yang terpenting, teruslah berharap dan biarkan Tuhan yang menentukan yang terbaik untuk kita.