Pages

Pages 2

Friday, March 2, 2012

Classic Authors of March

Seperti biasa, inilah beberapa penulis klasik dunia yang akan berulang tahun pada bulan Maret.

Ryunosuke Akutagawa

Salah satu penulis klasik dunia yang memberi kebanggaan pada Jepang adalah Ryunosuke Akutagawa yang lahir di Tokyo pada 1 Maret 1892. Akutagawa dikenal sebagai “Bapak Cerita Pendek Jepang” dan namanya dipakai untuk penghargaan literasi bergengsi di Jepang: Akutagawa Prize. Uniknya, ia dinamakan Ryunosuke—yang artinya “Putra Naga”—karena ia lahir di Tahun Naga, bulan Naga, hari Naga dan jam Naga! Ibunya menderita kegilaan tak lama sesudah melahirkan Akutagawa, maka ia diadopsi oleh pamannya. Sayangnya Akutagawa berumur pendek, ia bunuh diri dengan mengkonsumsi barbital (obat) secara overdosis di usia 35 tahun, setelah menderita kelainan mental seperti halusinasi dan kegelisahan, yang dulu juga diderita ibunya.

Sejak awal Akutagawa sudah tertarik pada sastra klasik China dan Jepang. Ia mulai menulis begitu mendapat pelajaran sastra Inggris di perguruan tinggi. Sepanjang kariernya, Akutagawa memfokuskan diri menulis cerita pendek, dan tak pernah menulis novel satupun. Cerita pendeknya yang pertama kali diterbitkan saat ia masih kuliah, adalah Rashomon. Rashomon konon mendapat perhatian dari Natsume Soseki (penulis Botchan), dan akhirnya menobatkan diri sendiri sebagai salah seorang muridnya. Karya-karya Akutagawa menjelang akhir hidupnya banyak yang mendekati autobiografis, beberapa diambil bahkan dari diary-nya. Salah satu cerpennya diterjemahkan dalam kumpulan cerpen klasik: Cinta Tak Pernah Mati terbitan Serambi.

Gabriel García Márquez

Lahir di Kolumbia pada 6 Maret 1927, Gabriel José de la Concordia García Márquez aka Gabriel García Márquez aka Gabo (panggilan akrabnya di Amerika Latin) adalah salah satu penulis paling berpengaruh di abad 20 yang masih hidup hingga saat ini. Márquez mendapat penghargaan Nobel untuk Literatur pada 1982. Awalnya berkarier sebagai jurnalis, dan telah menelurkan banyak cerita pendek dan non fiksi. Namun karya paling terkenalnya adalah novel One Hundred Years in Solitude (diterjemahkan oleh Bentang Pustaka) dan Love in the Time of Cholera (diterjemahkan oleh Selasar). Love in the Time of Cholera ditulis berdasarkan kisah cinta orang tua Márquez sendiri. Marquez juga lah yang pertama kali mempopulerkan genre magical realism (realisme magis).

Tahun 1999 Márquez didiagnosa menderita kanker limpa, namun akhirnya sembuh setelah menjalani kemoterapi. Pandangannya dan persahabatannya dengan Fidel Castro membuatnya dianggap subversive, bahkan tidak boleh bepergian ke Amerika. Baru saat pemerintahan Bill Clinton, travel ban itu dicabut, dan Clinton mengaku bahwa One Hundred Years in Solitude adalah novel favoritnya. Harian La Republica pernah salah memberitakan bahwa Márquez telah meninggal di tahun 2000, yang ternyata adalah sosok orang lain. Kini dunia literasi sedang menunggu penerbitan novelnya yang terbaru: We’ll Meet in August, yang ia tulis pada Mei 2008.

Kenneth Grahame

Kenneth Grahamme adalah penulis Skotlandia yang terkenal dengan kisah anak-anak klasik: The Wind in the Willows. Beliau lahir pada 8 Maret 1859 di Edinburgh, Skotlandia. Karena ibunya meninggal saat ia berusia 5 tahun dan ayahnya bermasalah dengan alkohol, Kenneth diasuh oleh neneknya di sebuah desa berpemandangan alam indah, dengan sungai dan hutan. Hal ini amat disukai Kenneth dan kelak menginspirasi setting The Wind in the Willows. Novel fabel ini sempat memperoleh Lewis Carroll Shelf Award pada tahun 1958.

Sempat bekerja di bank, namun terpaksa berhenti—ada yang bilang karena berselisih dengan direkturnya, namun alasan resminya adalah kesehatan, mengingat Kenneth pernah tiga kali lolos dari insiden penembakan. Dari pernikahannya yang tidak bahagia, Kenneth dikaruniai seorang putra bernama Alistair. Malangnya, Alistair lahir buta pada salah satu mata dan berkesehatan buruk di sepanjang hidupnya. Alistair meninggal di usia 20 tahun karena bunuh diri di rel kereta api. Kenneth kemudian menuliskan dongeng-dongeng yang sering ia ceritakan sebagai pengantar tidur Alistair, menjadi sebuah karya besarnya: The Wind in the Willows—di mana tokoh Mr. Toad diinspirasi oleh Alistair.

Richard Francis Burton

Captain Sir Richard Francis Burton adalah seseorang yang multi-talenta. Ini dapat dilihat dari sederet profesinya yang variatif. Selain sebagai penulis, Burton juga explorer, geographer, diplomat, penerjemah, orientalis, bahkan pernah berkarir di militer—yang memberinya gelar Kapten di depan namanya. Burton lahir di Inggris pada 19 Maret 1821. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah One Thousands and One Nights. Burton juga yang membawa Kama Sutra untuk diterbitkan di Inggris. Konon Burton mampu berbicara dalam 29 bahasa-bahasa Eropa, Asia dan Afrika—yang pasti didapatnya selama ia melakukan eksplorasi ke benua Asia dan Afrika, juga karena bakat alaminya untuk mempelajari bahasa asing.

Burton mungkin salah satu penulis klasik dunia yang paling kontroversial. Bukan saja karena ia memiliki banyak musuh ketika menjadi diplomat di kawasan Afrika, tetapi minatnya pada hal-hal yang berbau seksualitas dan tuduhan membunuh anak laki-laki menambah panjang kontroversi seputar sosoknya.

Anna Sewell

Mungkin anda sudah mengenal kisah anak-anak tentang seekor kuda: Black Beauty. Penulisnya adalah seorang wanita asal Inggris yang lahir pada 30 Maret 1820. Ibu Anna juga seorang penulis buku anak-anak. Waktu kecil Anna pernah terpeleset di jalan ketika pulang sekolah, dan kecelakaan ini mengakibatkan kedua lututnya cedera parah. Kemungkinan karena salah penanganan atas cedera ini, akhirnya sepanjang hidupnya Anna tak dapat berdiri tanpa bantuan tongkat, dan tak mampu berjalan lama. Karena itu tiap kali bepergian, Anna selalu menggunakan kereta kuda. Dari sinilah timbul kecintaannya kepada kuda dan perhatian pada perawatan hewan.

Black Beauty adalah karya Anna satu-satunya, yang ditulisnya selama enam tahun. Belakangan ketika kesehatannya makin menurun dan ia harus terus berbaring, menulis merupakan tantangan besar baginya. Ia kemudian mendiktekan teks kepada ibunya, atau menulis di kertas-kertas, yang kemudian dikumpulkan oleh ibunya. Black Beauty sebenarnya ditulis oleh Anna agar orang belajar bagaimana memperlakukan dan merawat kuda, namun bukunya ini kemudian menjadi bacaan klasik. Black Beauty terbit hanya lima bulan sebelum Anna meninggal karena hepatitis di usianya yang ke 57.

Untuk Maret 2012 ini aku akan mereview Love in The Time of Cholera karya Gabriel García Márquez (sedang dalam proses membaca), dan kisah klasik anak: The Wind in the Willows karya Kenneth Grahame. Karya siapa yang akan anda baca bulan ini?

1 comment:

  1. Love in The Time of Cholera masuk dalam tema baca bareng BBI kita kah? Yang perang atau tema perempuan itu? :D

    ReplyDelete

What do you think?