Terus
terang, baru kali aku mencoba membaca karya drama William Shakespeare. Dan
menuruti anjuran beberapa teman, aku akhirnya memilih membaca versi e-book,
karena e-book menyediakan semacam thesaurus yang otmatis muncul ketika kita
mengarahkan cursor ke kata tertentu. Dan memang benar, tak pernah aku
menyelesaikan satu halaman pun tanpa membuka thesaurus, dengan kata lain ada
begitu banyak kata ‘asing’ yang kutemui. Kadang-kadang bahkan thesaurus pun tak
mendeteksi suatu kata, dan aku harus mencarinya di glossary khusus karya-karya
Shakespeare di Shakespeare Glossary. Namun ternyata pengalamanku membaca
Shakespeare justru membuatku ingin membaca lebih banyak lagi karyanya.
A Midsummer
Night’s Dream ini adalah salah satu karya Shakespeare yang terbanyak difilmkan
maupun dimainkan di atas panggung. Karya ini masuk genre komedi (genre yang
kupikir pasti lebih ringan daripada sejarah maupun tragedi). Kisahnya dibuka
dengan suasana di kerajaan Athens yang sedang bersukacita menantikan pesta
pernikahan raja dan ratu mereka: King Theseus dan Queen Hyppollyta. Di tengah
semarak persiapan itu, datanglah Egeus menghadap untuk mengadukan persoalan
pelik. Putrinya Hermia yang telah dipersiapkannya untuk dinikahkan dengan pemuda
bernama Demetrius, ternyata lebih mencintai pemuda lainnya yang bernama
Lysander. Egeus malah mengharuskan Hermia untuk memilih antara menikah dengan
Demetrius atau mati. King Theseus akhirnya memberikan waktu bagi Hermia untuk
berpikir, dan harus member keputusan saat pernikahan sang Raja.
Ingin
terbebas dari hukum yang mereka anggap kejam, Hermia dan Lysander berencana
untuk melarikan diri ke hutan tempat tinggal bibi Lysander, di mana mereka
dapat menikah dengan bebas. Sementara itu, ada seorang gadis bernama Helena
yang amat mencintai Demetrius, padahal sang pria mencintai Hermia. Ketika
Lysander dan Hermia membocorkan rencana pelarian mereka pada Helena, segera
Helena berketetapan hati untuk memberitahu Demetrius, agar Demetrius segera
mengejar ke hutan. Di sana—harap Helena—mungkin saja Demetrius akan mengalihkan
cinta kepada dirinya. Maka dimulailah petualangan empat tokoh kita di hutan
dekat Athens.
Sementara
itu di hutan, Raja kaum peri: Oberon sedang resah karena keinginannya tak
dikabulkan oleh Ratu Titania. Maka Oberon menyuruh asistennya yaitu Puck untuk
mencari serbuk bunga tertentu yang—bila dibuat ramuan—akan membuat orang yang
terkena tidur lelap, dan akan jatuh cinta pada orang yang pertama ia lihat
ketika bangun. Oberon ingin ‘mengerjai’ istrinya agar menuruti keinginannya.
Berangkatlah Puck mencari bunga itu, dan begitu mendapatkannya, Oberon
mengoleskannya di pelupuk mata Titania ketika tidur. Sementara itu Oberon
mendengar pertengkaran antara Helena—yang ngotot mengekor pada Demetrius, dan
Demetrius—yang merasa terganggu dan berusaha mengusir Helena. Oberon pun
menyuruh Puck mengoleskan ‘ramuan cinta’ yang sama ke mata si “pria berbusana
Athens”, agar mereka berdua menjadi pasangan.
Malangnya si
Puck ‘salah alamat’, alih-alih mengoleskan ramuan cinta ke mata Demetrius, ia
membubuhkannya ke mata Lysander—yang sama-sama berbusana khas Athens. Dari sini
anda akan dapat membayangkan betapa akan kacau dan ironisnya kisah cinta
tokoh-tokoh kita ini nantinya gara-gara ramuan cinta itu. Dan kekocakan akan
bertambah ketika masuk tokoh-tokoh lain, yaitu para sekelompok pekerja yang ingin menampilkan sebuah drama pada pesta
pernikahan Theseus dan Hyppollyta. Kelucuan timbul saat mereka berebut
memerankan tokoh yang mana, dan lebih lucu lagi waktu mereka benar-benar
menampilkannya. Meski begitu di kisah utamanya sendiri kadang terselip dialog
yang membuat kita tersenyum, misalnya:
Meski tampaknya tak serius, ada beberapa hal yang tersirat dari drama ini. Shakespeare ingin menyoroti ironisnya cinta. Saat ada dua pemuda dan dua pemudi, bukannya mereka saling berpasangan, namun ternyata ada satu wanita yang dicintai dua pria, dan wanita yang satu lagi tak menerima cinta dari siapa pun. Aku juga melihat kecenderungan wanita yang menganggap pria mencintai wanita hanya karena fisik semata. Dan ketika si wanita mengharap cinta si pria dan tak mendapatkannya, ia pun mulai menyalahkan diri sendiri yang secara fisik kurang menarik disbanding saingannya. Hal ini nampak pada tokoh Helena, yang dialognya diwarnai kegetiran dan cenderung membuat dirinya sendiri jauh lebih rendah daripada Hermia karena cemburu dan iri.
Itulah salah satu contoh dialog ‘galau’ Helena. Contoh bagaimana cinta membuat manusia kadang menjadi buta dan irasional. Bagiku pribadi, itulah yang kudapat dari drama ini. Mungkin ada filosofi lain yang terselip di sana-sini, namun aku hanya berhasil menemukan apa yang telah kutulis ini saja. Semoga kali berikutnya aku akan dapat lebih memahami sekaligus menikmati drama karya Shakespeare.
“Lysander:
You have her fathers love, Demetrius (memang Egeus menyukai Demetrius)
Demetrius:
Let me have Hermias; do you marry him.” Meski tampaknya tak serius, ada beberapa hal yang tersirat dari drama ini. Shakespeare ingin menyoroti ironisnya cinta. Saat ada dua pemuda dan dua pemudi, bukannya mereka saling berpasangan, namun ternyata ada satu wanita yang dicintai dua pria, dan wanita yang satu lagi tak menerima cinta dari siapa pun. Aku juga melihat kecenderungan wanita yang menganggap pria mencintai wanita hanya karena fisik semata. Dan ketika si wanita mengharap cinta si pria dan tak mendapatkannya, ia pun mulai menyalahkan diri sendiri yang secara fisik kurang menarik disbanding saingannya. Hal ini nampak pada tokoh Helena, yang dialognya diwarnai kegetiran dan cenderung membuat dirinya sendiri jauh lebih rendah daripada Hermia karena cemburu dan iri.
"Happy
is Hermia, wheresoeer she lies,
For she hath
blessed and attractive eyes.
How came her
eyes so bright? Not with salt tears;
If so, my
eyes are oftener washd than hers.
No, no, I am
as ugly as a bear;
For beasts
that meet me run away for fear;
Therefore no
marvel though Demetrius
Do, as a
monster, fly my presence thus.
What wicked
and dissembling glass of mine
Made me
compare with Hermias sphery eyne?"
Itulah salah satu contoh dialog ‘galau’ Helena. Contoh bagaimana cinta membuat manusia kadang menjadi buta dan irasional. Bagiku pribadi, itulah yang kudapat dari drama ini. Mungkin ada filosofi lain yang terselip di sana-sini, namun aku hanya berhasil menemukan apa yang telah kutulis ini saja. Semoga kali berikutnya aku akan dapat lebih memahami sekaligus menikmati drama karya Shakespeare.
Tiga bintang
untuk A Midsummer Night’s Dream.
Judul: A
Midsummer Night’s Dream
Penulis:
William Shakespeare
Format:
e-book
Penerbit:
eshelf Books
e-pages:
63 hlm
Conclusion:
This is the first time I read Shakespeare's play, and frankly speaking I cannot say I enjoyed it very much. First of all, there are several 'strange' words that even did not appear in my Kindle's dictionary. Other than the language (maybe I'm just not familiar with play's language), I found the story is not quite engaging. I can feel the beauty of this play..oh yes, but that's it, nothing more. So I guess I'd just give three stars for A Midsummer Night's Dream. After all, I don't quite like comedy play, so next time I might choose history or even tragedy when I have another mood to read Shakespeare again. What do you think?
Conclusion:
This is the first time I read Shakespeare's play, and frankly speaking I cannot say I enjoyed it very much. First of all, there are several 'strange' words that even did not appear in my Kindle's dictionary. Other than the language (maybe I'm just not familiar with play's language), I found the story is not quite engaging. I can feel the beauty of this play..oh yes, but that's it, nothing more. So I guess I'd just give three stars for A Midsummer Night's Dream. After all, I don't quite like comedy play, so next time I might choose history or even tragedy when I have another mood to read Shakespeare again. What do you think?
Hamlet dan Macbeth tragedy. kalo Romeo & Juliet juga sih. tapi lebih ke romance kalo romeo juliet.
ReplyDeleteI cannot read Shakespeare without some sort of translation involved. I have the "Complete Shakespeare" which has large columns beside the text just to translate line by line. I'd be lost without it.
ReplyDelete