Monday, April 16, 2012

The Great Gatsby


Impian dan kenyataan. Di manakah seharusnya kita berpijak? Menurutku kita seharusnya menempatkan satu kaki pada pijakan yang pertama dan satu kaki lagi di pijakan lainnya. Hidup kita tidak akan stabil bila kita hanya menumpukan diri pada salah satu pijakan saja. The Great Gatsby adalah kisah tentang impian. Impian seorang pria bernama Gatsby untuk mempersunting gadis pujaannya yang kaya raya, sekaligus impian Amerika—sebagai negara dan pribadi—untuk melesat menuju kemajuan setelah lepas dari Perang Dunia I. Dan F. Scott Fitzgerald telah menganyamnya dengan cantik lewat buku ini.

The Great Gatsby dikisahkan dari sudut pandang Nick Carraway yang menjadi naratornya. Nick adalah pria muda yang setelah bergabung dalam perang, memutuskan untuk mencoba terjun dalam bisnis obligasi yang mulai bergiat setelah usai perang. Nick membeli rumah di West Egg (salah satu bagian pulau kecil yang berbentuk mirip telur di timur New York, yang dipisahkan oleh teluk dengan pulau satunya yang disebut East Egg), tepat di sebelah loji (mansion) milik seorang pria misterius bernama Gatsby. Di awal kisah, Fitzgerald—lewat Nick—telah mengingatkan kita untuk tidak menilai seseorang hanya dengan prasangka kita semata, karena dengan begitu kita akan gagal melihat yang sebenarnya.

Setiap kali kamu ingin mengkritik seseorang, ingatlah bahwa semua orang di dunia ini tidak memiliki kelebihan seperti yang kamu miliki.” ~hlm. 7.

Penilaian awal Nick terhadap Gatsby tak terlalu baik. Suatu malam setelah pulang dari kunjungannya ke sepupunya Daisy dan suaminya Tom Buchanan di East Egg, Nick mendapati sesosok pria berdiri dalam gelap memandang ke seberang teluk, tepatnya ke sebuah cahaya kecil berwarna hijau di ujung dermaga. Misterius…itulah kurasa kesan pertama Nick terhadap tetangganya. Kesan kedua muncul ketika Mr. Gatsby mengundangnya ke pesta dansa di mansionnya, hanya dengan selembar undangan yang dikirimkan sopirnya. Nick mungkin saja merasa kecongkakan Gatsby yang tak mau menyambut sendiri tamunya, meski pada akhirnya ia mendapati bahwa Gatsby cukup menghargai dirinya.

Di pesta itu juga bergulir gosip-gosip tentang jatidiri Gatsby yang misterius. Semua bergunjing siapa sebenarnya Gatsby—lulusan Oxford atau bukan, bisnisnya legal atau illegal, dan pernah atau tidak ia membunuh seseorang. Seperti biasa, gunjingan itu berasal dari mereka yang hanya mengenal Gatsby hanya sebatas sebagai tuan rumah pesta yang mewah.

Kedekatan Nick dan Gatsby dimulai ketika melalui Jordan—wanita atlet golf yang menawan hati Nick—Gatsby ingin meminta bantuan pribadi Nick. Dari Jordan pula Nick mengetahui bahwa Jay Gatsby adalah kekasih masa muda Daisy Buchanan sepupu Nick. Lima tahun telah berlalu, opsir muda miskin itu telah menjelma menjadi jutawan penuh pesona, dan kini Gatsby siap merengkuh impiannya untuk menggenggam kembali hati Daisy. Satu-satunya alasan Gatsby membeli mansion di West Egg adalah untuk mendekat ke Daisy. Gatsby minta tolong Nick untuk mengundang Daisy ke acara minum teh di rumah Nick untuk dapat kembali meraih cintanya.

Di titik ini Nick mulai dapat mengurai masa lalu misterius Gatsby. Ia dulu pernah berperang—seperti Nick, dan saat itulah Gatsby bertemu dan jatuh cinta pada Daisy yang putri orang kaya. Setelah perang usai, Daisy masih belum tahu bahwa Gatsby sesungguhnya miskin—berbeda dari kesan yang didapat Daisy. Karena sadar tak akan mampu memiliki Daisy, Gatsby pun pergi untuk melakukan apapun demi meraih impian menjadi kaya dan hidup dalam keindahan yang ia lihat pada diri orang-orang kaya baru (OKB) saat itu. Ketekunan dan ambisinya membawa Gatsby selangkah demi selangkah ke dunia bisnis, yang—meski mungkin tidak sepenuhnya legal—akhirnya membawa Gatsby kepada kekayaan lima tahun kemudian.

Di sisi lain, Daisy yang bosan menunggu Gatsby akhirnya menikah dengan Tom Buchanan. Hanya untuk menemukan bahwa suaminya pria yang arogan dan tidak setia, karena ia hampir secara terang-terangan memiliki affair dengan wanita lain. Bahkan Tom suka bertindak kasar kepada Daisy maupun WIL-nya yang bernama Myrtle. Dengan vulgarnya, Tom juga memperkenalkan Myrtle pada Nick. Lalu suatu hari terjadilah dua insiden berturut-turut yang akhirnya mengubah penilaian Nick selamanya terhadap Tom, Daisy dan Jordan di satu sisi, dan Gatsby di sisi lainnya.

Ketika hubungan Daisy dan Gatsby yang kembali menghangat tercium oleh Tom, mereka berlima berjalan-jalan ke kota dengan 2 mobil untuk mendinginkan diri. Di sanalah Tom mulai menekan Gatsby dengan membeberkan hal-hal negatif tentang dirinya, dan dibalas Gatsby dengan mengatakan bahwa Daisy akan pergi dari Tom untuk hidup bersama Gatsby. Lalu dalam perjalanan pulang, sebelum tiba di rumah, salah satu mobil mereka menabrak seorang wanita hingga meninggal.

Dari insiden itulah akhirnya Nick dapat menilai mereka semua dengan sebenar-benarnya. Dan di sini penilaian negatif Nick terhadap Gatsby berubah sepenuhnya menjadi positif.

Mereka itu sekumpulan manusia busuk. Sekalipun mereka semua disatukan, kau tetap lebih layak daripada mereka.” ~hlm. 235. Sebuah pujian yang diberikan Nick kepada Gatsby.

Selain mengulas tentang gaya hidup hedonis para OKB di Amerika setelah perang, Fitzgerald dalam gaya penulisan yang atraktif ini, juga mengarahkan perhatian kita pada degradasi moral mereka yang hanya fokus pada kesejahteraan mereka sendiri dan mengabaikan orang lain. Tentu saja, Fitzgerald juga menyinggung tentang impian. Impian Amerika saat itu terwakili oleh impian Gatsby. Bermimpi adalah hal yang positif, karena bermimpi akan membuat kita mampu mencapai kenyataan yang lebih baik, selama kita tetap menyadari batas antara impian dan kenyataan.

Esok kita akan berlari lebih cepat, merentangkan tangan lebih lebar… Dan pada suatu pagi yang indah—… Jadi kita terus bergerak, maju melawan arus, pantang surut ke masa lalu.” ~hlm. 276.

The Great Gatsby adalah sebuah kisah indah yang mengesankan, dengan ending yang mengejutkan. Walau diawali dengan agak bertele-tele, namun setelah kita menamatkannya, barulah kita akan mengerti bagaimana kita harus melihat dan menilai mengapa Gatsby dianggap “great” dalam judul buku ini, juga nilai-nilai apa yang akan tertanam di benak kita lama setelah kita menutup lembar terakhir buku ini.

Lima bintang untuk The Great Gatsby, the great novel!

Judul: The Great Gatsby
Penulis: F. Scott Fitzgerald
Penerjemah: Sri Noor Verawaty
Penerbit: Serambi
Terbit: Oktober 2010
Tebal: 286 hlm

Conclusion:

I didn't expected to like this book, as I have read it years ago and couldn't enjoy it. Perhaps it's because of the translation. Anyway, I reread it, and this time I like it very much. The Great Gatsby isn't just about the Jazz Age (as Fitzi called it), but also about love, trust, betrayal and morality. What I like most is how Fitzi wrote it, which encouraged me to read his other works. I also agree with him with the title: The Great Gatsby. Despite of his illegal business, Gatsby has a great personality, especially when compared to the Buchanan couple.. 

22 comments:

  1. Hahaha...aku mual bacanya, tapi menarik pas nulis reviewnya.
    katanya mau difilmkan, kapan ya mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ntar filmnya Desember 2012 baru keluar. Yg main Leonardo diCaprio (jadi Gatsby)...

      Delete
  2. mual? apa yang kira2 bikin mual dari cerita buku ini? kalo liat ripiunya kayaknya baik2 saja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dasar si Helvry! Bukan mual, maksudnya bingung 'kali.. Ayo baca Sin, bagus kok

      Delete
  3. pertama, saya agak lama memetakan dulu tokoh-tokohnya. Karena dalam dialog seringkali tidak teridentifikasi dengan jelas siapa yg melakukan percakapan. kedua, banyak menemukan peristilahan yang aneh (menurut saya) seperti west egg atau east egg. Dan itu berkali-kali, ternyata belakangan setelah nulis reviewnya baru tau itu adalah simbol. Ketiga, nick si narator...ya agak gimana gitu, hahaha..

    nih review saya:http://blogbukuhelvry.blogspot.com/2011/05/great-gatsby.html

    PS. komen ini ditulis karena dimesej sama yg punya blog, xixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo aku ngeh-nya dari awal west egg sama east egg itu karena pulaunya yg bentuknya mirip kayak telur

      Delete
  4. Kayaknya enakan bahasa inggrisnya ya.. Aku juga suka buku ini setelah baca 2/3 nya.. Hehe..

    ReplyDelete
  5. halo, apakah ada yang tau dari mana saya bisa dapat buku ini yg versi bahasa indonesia?
    dah cari di online shop gramedia... tapi nggak ada, perlu online shop yg bisa kirim ke taipei..
    thanks a million if any of u guys know where can i get this book in indo version!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena ini adalah terbitan Serambi, sudah coba menghubungi penerbitnya?

      Delete
  6. Salam kenal, saya story freak (story_freakzila@yahoo.co.id).


    Komentar saya:

    Gak bagus tu, ba. Ceritanya nanggung, anget-anget kuku. Jalinan katanya monoton, gak puitis. Pendalaman karaternya diabaikan begitu saja. Konfliknya canggung. Pesanya juga samar.

    Buku ini sangat dibangga-banggakan oleh orang-orang amerika karena amerika tidak memiliki novel bertemakan non fantasi lain yang bagus. Kebanyakan novel Amerika yang Bagus bertemakan fantasi, petualangan atau cerita untuk anak-anak; sehingga dianggap remeh oleh kebanyakan peminat literatur yang lebih didominasi oleh orang dewasa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga...
      Kayaknya penangkapan kita beda jauh tentang Gatsby. Menurutku, justru gaya Fitzgerald seringkali puitis. Tapi mungkin juga itu tak nampak pada versi terjemahan ini (anda baca terjemahan kan?). Di versi aslinya, jutsru gayanya Fitzgerald yang bikin aku suka pada buku ini. Sebenarnya buku ini bertutur tentang: the American Dream yg ternyata 'kosong', sama kayak mimpi kosong Gatsby thd Daisy. Juga ttg kemerosotan moral di Amerika di Jazz era, pasca Perang Dunia. Begitu banyak (sarat malah) pesan yg muncul di sepanjang kisah kalau kita benar-benar menyimak dan mampu menangkapnya.

      Mengenai literatur Amerika, mungkin anda belum mengenal banyak karya2 penulis Amerika. Pernah dengar (dan terutama baca) Ernest Hemingway? Mark Twain? Harper Lee? Harriet Beecher Stowe? Henry James? Edgar Allan Poe? Mereka semua adalah penulis Amerika, dan kalau anda belum pernah membaca karya mereka, cobalah membaca dan mengeksplorasi dulu sebelum menjatuhkan vonis bahwa Amerika tak memiliki literatur yg bagus.

      Delete
    2. Amerika nggak punya novel non fantasi lain yang bagus? Hmmm, anda sudah pernah baca To Kill a Mockingbird belum? Memang novel ini diceritakan dari sudut pandang seorang anak, dan katanya sih jadi bacaan wajib siswa sekolah di Amerika, tapi tema ketidaksetaraan sosial yang dibawanya membuat novel ini jadi bukan sekedar cerita anak-anak.

      Dan terlalu cepat kalau anda menarik kesimpulan kalo kebanyakan novel Amerika yang bagus adalah yang bergenre fantasi/petualangan/cerita anak. Bagus atau tidaknya sebuah buku tidak sama untuk setiap orang. Orang yang suka cerita fantasi tentu saja akan bilang buku-buku bergenre fantasi bagus, dan mungkin akan bilang buku-buku bergenre drama tidak bagus. Semua kembali ke selera masing-masing. Demikian juga kalo kebanyakan orang Amerika menganggap The Great Gatsby sebagai salah satu karya sastra Amerika yang terbaik, itu juga karena novel tersebut sesuai dengan selera umum orang Amerika. Belum tentu The Great Gatsby dianggap sebagai karya sastra yang utama di negara lain. Kalau anda bilang The Great Gatsby sangat dibangga-banggakan karena Amerika nggak punya novel non fantasi lain yang bagus, menurut saya itu mengada-ada.

      Saya belum membaca banyak karya sastra Amerika, namun salah satu pengarang favorit saya, Thornton Wilder, termasuk sastrawan Amerika. Silakan membaca karya-karya beliau yang berjudul The Bridge of San Luis Rey dan Our Town, bukan fantasi/petualangan/cerita anak dan menurut saya sangat bagus. Menurut saya lho, jadi kalo anda nggak setuju ya nggak masalah. Penulis-penulis yang namanya Mbak Fanda sebutkan diatas juga adalah penulis-penulis Amerika ternama yang layak dibaca karya-karyanya, jadi silakan dicoba. Semoga anda cepat menemukan karya sastra Amerika genre dewasa yang "bagus", kalau begitu...

      Delete
    3. Hi salam kenal juga,
      Amerika memang terbilang baru dalam dunia literatur dibandingkan Eropa terutama Inggris dan Prancis, tetapi jika di-klaim bahwa hanya fiksi genre fantasi dan anak-anak saja yang patut diakui, maka sebaiknya Anda cek ulang, yang dimaksud penulis Amerika atau Amaerika Literatur ? Karena sebagaimana sdh dijelaskan oleh Fanda maupun Melisa, karya Harper Lee yaitu To Kill A Mockingbird masih memegang rekor cetak-ulang dalam Guiness Book, tentunya tidak mungkin cetak ulang jika tidak memiliki penggemar di dunia. Bahkan Mark Twain bukanlah penulis novel anak-anak karena karyanya memiliki pesan-pesan serta sindiran yang sebenarnya tidak sesuai sebagai bacaan anak-anak. Dan siapa yang belum mengenal Uncle Tom's Cabin karya Harriet Beecher Stowe. Atau sudahkan Anda membaca Fahrenheit 451 karya Ray Bradbury ? Genre fantasi itu sendiri juga baru muncul setelah keberadaan fiksi sains yang kemudian dikenal dengan sci-fi, maka tidak bisa dikatakan murni fantasi seperti kondisi saat ini, katakanlah pada masa abad ke-20. Bahkan jauh sebelum genre fantasi ataupun sci-fi ada, Edgar Allan Poe telah menuliskan karya-karya cerita pendek yang kini bisa juga dikategorikan sebagai dark-fantasi. Sebagai story-freak, hendaknya Anda mencoba berbagai ragam jenis bacaan terlebih dahulu sebagai perbandingan, karena dunia literatur itu sangat luas untuk dapat dipahami begitu saja atau hanya dinilai berdasarkan satu atau dua bacaan saja. Saya juga (dulunya) mengaku sudah membaca ribuan jenis buku, namun dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini, justru merasa apa yang sudah saya baca masih banyak lagi yang belum diketahui dalam dunia literatur. Just give it try on each different kind literatures. It's never finished or done for true bookaholic when it comes to reading books.

      Delete
    4. Ih kasian deh kalo belum pernah baca To Kill a Mockingbird atau karya-karya Mark Twain, pasti bacaannya monoton tuh, ngak lintas genre :))

      (Dion)

      Delete
    5. Setuju sama Melisa. Aku jarang baca yang begini krn emang ga kuliah Sastra, tapi baca To Kill a Mockingbird bagus bangeeeeet. (>_<)

      Delete
    6. saran saya, coba dulu deh baca buku-buku yg sudah disarankan melisa, fanda dan maria diatas..start with To Kill Mocking Bird aja. Nanti kalau sudah selesai baca buku itu, bisa balik kesini lagi dan kita diskusi lebih lanjut ya..kalau butuh bantuan untuk referensi literatur amerika non fantasi lainnya bisa menghubungi semua orang yang komen disini kok, pasti kami bantu.

      cheerss..

      Delete
    7. Not a fan of American literature, terutama klasik-klasik lama sih.. Tapi kalo yang sekarang-sekarang Amerika juga sudah banyak yang oke banget kok. Edgar Allen Poe waktu zamannya sering ngomel tuh soal literatur Amerika yang ga jelas (dia doyannya malah Dickens). To Kill a Mockingbird (which is very good) udah termasuk baru sih. Jadi sebenernya ga salah total untuk bilang bahwa American Literature sungguh kalah history sama European. Yah, apa boleh buat. Mereka baru jadi negara aja tahun berapa. Mau bandingin sama literatur kita?

      Soal Gatsby: I'm not a fan of FSF. Period. This Side of Paradise bener-bener membosankan, dan Gatsby, selain fakta bahwa saya nangis karena ga ada ayang nangisin kematian Gatsby, ga menarik. Tapi sebenarnya itu masalah jaman sih sepertinya. Pasca PD I, harapan umat manusia hancur berantakan, dan literatur ikut mencerminkan itu semua. That's why it's so boring kalau dibandingkan dengan literatur yang lebih tua atau muda, yang bersemangat, berapi-api, dan seru. Kalau mau bandingkan dengan novel zaman sejenis, Parade's End juga setengah mati boring dan ceritanya menyebalkan (saya bahkan ga mau sentuh filmnya sekalipun dibintangi sama Benedict Cumberbatch yang luar biasa itu). Itu Inggris lho, bukan Amerika. Bahkan Sherlock Holmes yang "His Last Bow" punya tone yang agak berbeda dengan Holmes yang biasanya. Pengaruh zaman kalau itu sih.

      Overall, kalo ga suka genre begitu, manusiawi kok. Saya juga ga suka. Bleh, kalo bukan karena filmnya waktu itu saya juga malas baca Fitzgerald lagi. I'm a romantic person anyway. Itu masalah selera aja. Yah, tapi memang agak terburu-buru untuk bilang literatur Amerika sama sekali tidak menarik.

      Delete
  7. Novel-novel karya John Steinbeck, menurut saya, sangat menarik dibaca. Dia di kategori non-fantasi juga. Jadi generalisasi bahwa novel Amerika di luar fantasi gak ada yang bagus, ya cuma pandangan gelap mata. Steinbeck, peraih hadiah Nobel Sastra 1962, punya reputasi dan karya yang sulit untuk dikesampingkan.

    Oke, mungkin Steinbeck terlalu asing, bagaimana dengan Ernest Hemingway? The Old Man and The Sea, silakan cari terjemahannya tapi saya rekomen baca terjemahan Sapardi Djoko Damono, itu fiksi non-fantasi yang menggigit.

    Yuk baca lagi lebih banyak sastra Amerika.

    Amang

    ReplyDelete
  8. Mbak Fanda, aku punya buku ini versi english. Bulan lalu baru mendarat dari Bookdepo hadiah giveaway. Tapi temen aku bilang ini buku sastra dan bahasa Inggrisnya lebih susah dari pada buku english lain yang aku punya. Dia bahkan ngatain--kami enggak bersitegang kok soal ngata-ngatain :p--kalau seumur hidup gak bakal tamat aku baca. Padahal tipis.

    Tapi tertarik banget buat baca. Kayaknya seru. Apalagi udah dibikin filmnya. Pasti dinilai bagus.

    Edisi terjemahannya masih beredar?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Edisi terjemahannya masih ada setahuku, terbitan Serambi.
      Memang ini karya sastra, dan banyak metafora dan simbolisme, sehingga agak sulit dipahami. Aku baca pertama kalinya (terjemahan ini) juga gak paham. Lalu baru baca ke-2x nya (English version) baru lebih paham, dan itupun pake bantuan google (aku search ulasan2 ttg buku ini). Kalau mau baca, aku sudah post di sini http://klasikfanda.blogspot.com/search/label/The%20Great%20Gatsby%20WEM Cari yg chapter posts. Moga2 bermanfaat. Kalo udah paham, cantik & genius banget kok ini buku. Met baca ya! :)

      Delete
  9. Tahun 2010 ada 2 penerbit yg publish The Great Gatsby: Selasar Sby April dan Serambi Jkt Oktober. Saya kebetulan sdg nulis disertasi ttg penerjemahan TGG ke dalam 2 versi Bahasa Indonesia tsb. Saya fokus pada impian Amerika, yakni " ... financial stability as well as physical and emotional comfort” (Spears 2007:6)yg diungkapkan scr metaforis. Saya sekarang 'menikmati' ditarik dua kutub: sastra dan linguistik. Ada yg bisa nolong saya agar tdk 'tewas' dalam ketegangan ini. Fanda, Melisa, Hoby, Tanam, Lemon? .
    Btw, Gatsby yag diperankan Redford tdk kalah keren dgn yg dilakoni di Caprio. It's just a matter of opinion. Salam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maksudnya gimana ini? Aku gak baca yg versi Selasar. Kalo yg Serambi menurutku penerjemahannya persis dgn aslinya, tp justru membuat kalimatnya sulit dimengerti. Baru setelah membaca versi aslinya, aku baru ngerti maksudnya.

      Ttg film, menurutku Leonardo lbh pas memerankan Jay Gatsby, kharisma arogan & delusionalnya 'keluar', sedang Redford lbh nampak seperti 'pecundang cinta' :D

      Delete

What do you think?