Thursday, February 16, 2012

[A Classic Challenge] February #1: Sidney Carton

Tema tantangan challenge ini untuk bulan Februari adalah : “Character”. Aku akan bikin dua kali, masing-masing untuk buku klasik yang aku baca bulan ini. Ini yang pertama, diambil dari A Tale of Two Cities by Charles Dickens:

**Sydney Carton**

What phrases has the author used to introduce this character?
Penulis menyisipkan tokoh Sydney Carton beberapa kali sebelum pembaca mengetahui siapa dia. Secara garis besar, Carton digambarkan sebagai:

“Pria berambut palsu yang nampak sedang berkonsentrasi menatap langit-langit ruang pengadilan.”

“Tuan Carton, duduk bersandar, dengan jubahnya yang tersingkap, rambut palsu yang diletakkan begitu saja setelah tadi dilepas, tangannya di dalam kantungnya, dan matanya menatap langit-langit seperti yang telah dilakukannya sepanjang hari.”

What are your first impressions of them?
Awalnya aku membayangkan Sydney Carton adalah pria yang cuek dengan dandanan tak rapi, napas berbau alkohol, wajah muram—pokoknya pria dengan ‘aura’ pecundang yang tak layak diperhatikan. Meski kalau mau dicermati, sebenarnya ada sedikit ketampanan pada dirinya.

Find a portrait or photograph that closely embodies how you imagine them.


How has the character changed?
Di awal kisah, Sydney Carton adalah orang yang tidak punya wibawa, minder, dan cenderung diabaikan orang karena tak pernah melakukan sesuatu yang berarti. Namun berkat cintanya yang besar pada Lucie, Carton mampu berubah menjadi sosok pahlawan. Tiba-tiba saja dia dengan tegas dan tangkas merencanakan pelarian keluarga Manette dan Lorry dari Prancis. Kali ini—alih-alih menunggu perintah Lorry—justru Carton lah yang berinisiatif dengan percaya diri. Selain itu, pengorbanannya untuk Darnay jelas adalah tindakan yang paling pahlawan yang bisa dibayangkan orang.

Has your opinion of them altered?
Pasti. Kalau awalnya aku sebal pada Sydney Carton yang payah, kini aku membayangkan saat Carton hendak dihadapkan pada hukuman. Bagaimana wajahnya bercahaya sambil menggenggam tangan wanita yang dihukum bersamanya itu. Sydney bukanlah pecundang, ia pahlawan!

Are there aspects of their character you aspire to? or hope never to be?
Meski mungkin aku tak sanggup menjalani pengorbanan yang se-dahsyat yang dilakukan Sydney Carton, tapi sikapnya membuat aku makin menyadari bahwa cinta menumbuhkan keberanian, termasuk keberanian untuk berkorban. Karena ketika cinta mendasari pengorbanan, tindakan itu bukan lagi pengorbanan, melainkan sesuatu yang kita ingin lakukan demi orang yang kita kasihi.

Yang jelas, aku tidak berharap menjadi sosok Carton sebelum berubah…

What are their strengths and faults?
Mungkin kekuatan Carton terletak pada cintanya yang tulus dan kuat. Jenis cinta sejati yang tidak mengarah pada diri sendiri tapi tertuju pada orang yang ia cintai. Ia tak segan-segan melakukan apa saja tanpa ragu, demi orang yang ia cintai. Dan perasaan itu tak berubah meski orang yang dicintai lebih memilih orang lain. Cinta yang sejati tak mengenal cemburu!

Kelemahannya adalah sekian lama ia hidup dengan menyia-nyiakan hidup karena berpikir bahwa dirinya payah dan pecundang. Andai Carton memiliki pandangan yang lebih terbuka dari awal, mungkin hidupnya akan berubah, dan ia akan menemukan kebahagiaan.

Do you find them believable? If not, how could they have been molded so?
Tentu saja. Banyak orang di dunia ini seperti Sydney Carton. Percaya bahwa diri mereka tak berguna, padahal mereka hanya belum pernah mencoba saja.

Would you want to meet them?
Tentu saja aku ingin bertemu Sydney Carton, tapi saat dia sudah berubah. Aku paling tidak tahan berdekatan dengan orang yang pesimis

1 comment:

  1. Keren! Postingmu dan karakter Sydney Carton. Pengen nangis pas baca endingnya huhuhuhuuu

    ReplyDelete

What do you think?